Masalah Ekonomi di Negara Maju
Negara maju dicirikan dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan, dan keteraturan yang tinggi. Pada
umumnya negara maju merupakan negara industri, misalnya Jepang, Inggris,
Prancis, dan Amerika Serikat. Namun, negara maju juga masih menghadapi
permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang dialami oleh negara maju
berbeda dengan permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh negara berkembang.
Beberapa permasalahan ekonomi yang dihadapioleh negara-negara maju, antara lain
sebagai berikut
a. Kekurangan Tenaga Kerja
Pertumbuhan penduduk yang lambat bahkan berangka satu (zero population growth) di negara maju mengakibatkan kekurangan tenaga kerja. Tenaga kerja yang kurang di negara maju mendorong masuknya tenaga kerja dari negara berkembang.
Tenaga negara asing yang banyak masuk ke wilayah suatu negara dapat mengakibatkan dampat negatif. Hal tersebut disebabkan perbedaan budaya antara penduduk pribumi dan orang-orang pendatang. Perbedaan ini berpotensi menimbulkan bentrokan fisik ataupun konflik sosial.
b. Investor Pindah ke Negara Berkembang
Tarif pajak yang tinggi di negara-negara maju mengakibatkan banyak investasi yang dialihkan ke negara berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk menghemat biaya produksi. Selain itu, negara berkembang marupakan pasar yang cukup potensial bagi produk-produk negara maju. Dengan berpindahnya perusahaan berarti telah menghemat biaya distribusi. Sebagian penduduk dunia menempati negara berkembang, seperti Cina, India, dan Indonesia. Dengan berpindahnya perusahaan ke negara berkembang, mereka akan memperoleh tenaga kerja yang murah dan lebih mendekatkan pada pasar.
c. Produk Negara Berkembang Beredar di Pasar
Pada masa globalisasi seperti sekarang ini, hambatan yang terjadi dalam perdagangan internasional makin berkurang. Hal tersebut menyebabkan barang-barang hasil produksi negaraberkembang mulai beredar di negara maju.
Sebagi contoh, mesin dan tekstil hasil produksi Cina telah merambah pasaran Eropa. Hal tersebut mangakibatkan para konsumen Eropa memiliki banyak pilihan barang yang akan dibelinya. Masuknya produk tersebut tentu dapat mengancam produk yang di hasilkan oleh negara maju, namun dengan biaya lebih murah, produk negara maju dapat tergeser.
d. Kerusakan Alam
Banyak diantara negara-negara berkembang belum memiliki peraturan tentang pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, beberapa negara maju banyak melontarkan isu-isu tentang kerusakan alam yang terjadi di negara berkembang. Apabila dilihat lebih jalas, kerusakan alam yang terjadi di negara berkembang justru diakibatkan oleh pengusaha dari negara maju. Misalnya, PT Freeport dari Amerika yang melakukan penambangan emas di Papua telah merusak hutan dan membentuk danau limbah yang cukup besar.
e. Sistem Perdagangan yang Tidak Aman
Hampir sebagian besar negara maju menganut sistem perdagangan bebas. Meskipun demikian, negara-negara tersebut masih melakukan langkah-langkah prospertif berupa pembatasan impor melalui tarif dan kuota yang jelas bertentangan dengan prinsip perdaganagan bebas. Desakan untuk melakukan proteksionisme terhadap industri tertentu juga muncul dari pengusaha dan tenaga kerja industri tersebut dengan tujuan untuk melindungi barang-barang industri negara tersebut dari persaingan negara maju lainnya.
Contohnya, industri manufaktur Amerika menuntut diberlakukannya proteksionisme terhadap industri manufaktur mereka untuk menahan serbuan dari industri manufaktur Jepang. Di lain pihak, pemberlakuan tarif menyebabkan semakin berat beban ekonomi yang harus ditanggung oleh pemerintah. Tarif juga mengakibatkan inefisiensi ekonomi, merugikan konsumen, dan kerugian tersebut jauh lebih besar daripada keuntungan yang diterima pemerintah ditambah laba ekstra yang diperoleh produsen. Dampak pengenaan tarif dalam perekonomian adalah bahwa tarif meningkatkan haraga di pasaran domestik, hal ini akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi domestik dengan menggunakan kapasitas yang mahal. Tarif juga menyebabkan hilangnya surplus konsumen karena harga yangg terlalu tinggi. Walaupun sudah dibentuk lembaga-lembaga untuk menunjang terciptanya perdagangan bebas (seperti GATT, dan WTO) tetap saja sistem perdagangan yang bebas dari hambatan sulit untuk dilakukan secara murni.
a. Kekurangan Tenaga Kerja
Pertumbuhan penduduk yang lambat bahkan berangka satu (zero population growth) di negara maju mengakibatkan kekurangan tenaga kerja. Tenaga kerja yang kurang di negara maju mendorong masuknya tenaga kerja dari negara berkembang.
Tenaga negara asing yang banyak masuk ke wilayah suatu negara dapat mengakibatkan dampat negatif. Hal tersebut disebabkan perbedaan budaya antara penduduk pribumi dan orang-orang pendatang. Perbedaan ini berpotensi menimbulkan bentrokan fisik ataupun konflik sosial.
b. Investor Pindah ke Negara Berkembang
Tarif pajak yang tinggi di negara-negara maju mengakibatkan banyak investasi yang dialihkan ke negara berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk menghemat biaya produksi. Selain itu, negara berkembang marupakan pasar yang cukup potensial bagi produk-produk negara maju. Dengan berpindahnya perusahaan berarti telah menghemat biaya distribusi. Sebagian penduduk dunia menempati negara berkembang, seperti Cina, India, dan Indonesia. Dengan berpindahnya perusahaan ke negara berkembang, mereka akan memperoleh tenaga kerja yang murah dan lebih mendekatkan pada pasar.
c. Produk Negara Berkembang Beredar di Pasar
Pada masa globalisasi seperti sekarang ini, hambatan yang terjadi dalam perdagangan internasional makin berkurang. Hal tersebut menyebabkan barang-barang hasil produksi negaraberkembang mulai beredar di negara maju.
Sebagi contoh, mesin dan tekstil hasil produksi Cina telah merambah pasaran Eropa. Hal tersebut mangakibatkan para konsumen Eropa memiliki banyak pilihan barang yang akan dibelinya. Masuknya produk tersebut tentu dapat mengancam produk yang di hasilkan oleh negara maju, namun dengan biaya lebih murah, produk negara maju dapat tergeser.
d. Kerusakan Alam
Banyak diantara negara-negara berkembang belum memiliki peraturan tentang pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, beberapa negara maju banyak melontarkan isu-isu tentang kerusakan alam yang terjadi di negara berkembang. Apabila dilihat lebih jalas, kerusakan alam yang terjadi di negara berkembang justru diakibatkan oleh pengusaha dari negara maju. Misalnya, PT Freeport dari Amerika yang melakukan penambangan emas di Papua telah merusak hutan dan membentuk danau limbah yang cukup besar.
e. Sistem Perdagangan yang Tidak Aman
Hampir sebagian besar negara maju menganut sistem perdagangan bebas. Meskipun demikian, negara-negara tersebut masih melakukan langkah-langkah prospertif berupa pembatasan impor melalui tarif dan kuota yang jelas bertentangan dengan prinsip perdaganagan bebas. Desakan untuk melakukan proteksionisme terhadap industri tertentu juga muncul dari pengusaha dan tenaga kerja industri tersebut dengan tujuan untuk melindungi barang-barang industri negara tersebut dari persaingan negara maju lainnya.
Contohnya, industri manufaktur Amerika menuntut diberlakukannya proteksionisme terhadap industri manufaktur mereka untuk menahan serbuan dari industri manufaktur Jepang. Di lain pihak, pemberlakuan tarif menyebabkan semakin berat beban ekonomi yang harus ditanggung oleh pemerintah. Tarif juga mengakibatkan inefisiensi ekonomi, merugikan konsumen, dan kerugian tersebut jauh lebih besar daripada keuntungan yang diterima pemerintah ditambah laba ekstra yang diperoleh produsen. Dampak pengenaan tarif dalam perekonomian adalah bahwa tarif meningkatkan haraga di pasaran domestik, hal ini akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi domestik dengan menggunakan kapasitas yang mahal. Tarif juga menyebabkan hilangnya surplus konsumen karena harga yangg terlalu tinggi. Walaupun sudah dibentuk lembaga-lembaga untuk menunjang terciptanya perdagangan bebas (seperti GATT, dan WTO) tetap saja sistem perdagangan yang bebas dari hambatan sulit untuk dilakukan secara murni.
Masalah Ekonomi di Negara Berkembang
Indonesia
termasuk salah satu negara berkembang. Seperti juga negara berkembang lainnya,
Indonesia menghadapi masalah ekonomi yang sama. Kemiskinan terjadi di
mana-mana, jumlah pengangguran meningkat, tingkat kecerdasan masyarakat masih
rendah, dan distribusi pendapatan tidak merata.
Di
kota besar seperti Jakarta, keadaan seperti ini sudah menjadi pemandangan umum.
Banyak orang yang hidup kurang beruntung terpaksa hidup sebagai pemulung
sampah. Oleh karena pendapatan yang diperoleh sangat rendah, anaknya tidak
dapat disekolahkan sehingga tingkat kecerdasan anak tersebut tidak berkembang.
Hal ini juga menimbulkan kesenjangan ekonomi yang tajam antara orang yang
berpenghasilan tinggi dan orang yang berpenghasilan rendah.
Masalah
Ekonomi di Negara Berkembang : Kemiskinan
Kemiskinan
merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap negara memilik ukuran
batas kemiskinan yang berbeda dengan negara lain. Pemerintah Indonesia memberikan
perhatian serius dalam menanggulangi masalah kemiskinan yang dialami
masyarakat. Dari tahun ke tahun pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah dan
persentase penduduk miskin dengan berbagai cara, antara lain subsidi silang.
Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menetapkan harga BBM
untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin. Subsidi untuk bensin
sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinya dihilangkan sama sekali. Subsidi
untuk minyak tanah masih dipertahankan agar masyarakat berpenghasilan rendah
mampu membeli minyak tanah.
Masalah Ekonomi di Negara Berkembang : Keterbelakangan
Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan
masalah kualitas sumber daya manusia. Disamping itu, masalah keterlebakangan
sangat erat hubungannya dengan rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan
kesehatan, kurang terpeliharanya fasilatas-fasilitas umum, dan rendahnya
disiplin masyarakat.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,
pemerintahan Indonesia berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
misalnya dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persentase alokasi dana
untuk pendidikan pada anggaran APBN setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana
belajar, seperti gedung sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan
murid-murid yang memerlukan bantuan biaya sekolah.
Negara maju dicirikan dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan, dan keteraturan yang tinggi. Pada
umumnya negara maju merupakan negara industri, misalnya Jepang, Inggris,
Prancis, dan Amerika Serikat. Namun, negara maju juga masih menghadapi
permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang dialami oleh negara maju
berbeda dengan permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh negara berkembang.
Beberapa permasalahan ekonomi yang dihadapioleh negara-negara maju, antara lain
sebagai berikuta. Kekurangan Tenaga Kerja
Pertumbuhan penduduk yang lambat bahkan berangka satu (zero population growth) di negara maju mengakibatkan kekurangan tenaga kerja. Tenaga kerja yang kurang di negara maju mendorong masuknya tenaga kerja dari negara berkembang.
Tenaga negara asing yang banyak masuk ke wilayah suatu negara dapat mengakibatkan dampat negatif. Hal tersebut disebabkan perbedaan budaya antara penduduk pribumi dan orang-orang pendatang. Perbedaan ini berpotensi menimbulkan bentrokan fisik ataupun konflik sosial.
b. Investor Pindah ke Negara Berkembang
Tarif pajak yang tinggi di negara-negara maju mengakibatkan banyak investasi yang dialihkan ke negara berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk menghemat biaya produksi. Selain itu, negara berkembang marupakan pasar yang cukup potensial bagi produk-produk negara maju. Dengan berpindahnya perusahaan berarti telah menghemat biaya distribusi. Sebagian penduduk dunia menempati negara berkembang, seperti Cina, India, dan Indonesia. Dengan berpindahnya perusahaan ke negara berkembang, mereka akan memperoleh tenaga kerja yang murah dan lebih mendekatkan pada pasar.
c. Produk Negara Berkembang Beredar di Pasar
Pada masa globalisasi seperti sekarang ini, hambatan yang terjadi dalam perdagangan internasional makin berkurang. Hal tersebut menyebabkan barang-barang hasil produksi negaraberkembang mulai beredar di negara maju.
Sebagi contoh, mesin dan tekstil hasil produksi Cina telah merambah pasaran Eropa. Hal tersebut mangakibatkan para konsumen Eropa memiliki banyak pilihan barang yang akan dibelinya. Masuknya produk tersebut tentu dapat mengancam produk yang di hasilkan oleh negara maju, namun dengan biaya lebih murah, produk negara maju dapat tergeser.
d. Kerusakan Alam
Banyak diantara negara-negara berkembang belum memiliki peraturan tentang pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, beberapa negara maju banyak melontarkan isu-isu tentang kerusakan alam yang terjadi di negara berkembang. Apabila dilihat lebih jalas, kerusakan alam yang terjadi di negara berkembang justru diakibatkan oleh pengusaha dari negara maju. Misalnya, PT Freeport dari Amerika yang melakukan penambangan emas di Papua telah merusak hutan dan membentuk danau limbah yang cukup besar.
e. Sistem Perdagangan yang Tidak Aman
Hampir sebagian besar negara maju menganut sistem perdagangan bebas. Meskipun demikian, negara-negara tersebut masih melakukan langkah-langkah prospertif berupa pembatasan impor melalui tarif dan kuota yang jelas bertentangan dengan prinsip perdaganagan bebas. Desakan untuk melakukan proteksionisme terhadap industri tertentu juga muncul dari pengusaha dan tenaga kerja industri tersebut dengan tujuan untuk melindungi barang-barang industri negara tersebut dari persaingan negara maju lainnya.
Contohnya, industri manufaktur Amerika menuntut diberlakukannya proteksionisme terhadap industri manufaktur mereka untuk menahan serbuan dari industri manufaktur Jepang. Di lain pihak, pemberlakuan tarif menyebabkan semakin berat beban ekonomi yang harus ditanggung oleh pemerintah. Tarif juga mengakibatkan inefisiensi ekonomi, merugikan konsumen, dan kerugian tersebut jauh lebih besar daripada keuntungan yang diterima pemerintah ditambah laba ekstra yang diperoleh produsen. Dampak pengenaan tarif dalam perekonomian adalah bahwa tarif meningkatkan haraga di pasaran domestik, hal ini akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi domestik dengan menggunakan kapasitas yang mahal. Tarif juga menyebabkan hilangnya surplus konsumen karena harga yangg terlalu tinggi. Walaupun sudah dibentuk lembaga-lembaga untuk menunjang terciptanya perdagangan bebas (seperti GATT, dan WTO) tetap saja sistem perdagangan yang bebas dari hambatan sulit untuk dilakukan secara murni.
Masalah Ekonomi di Negara Berkembang
Indonesia
termasuk salah satu negara berkembang. Seperti juga negara berkembang lainnya,
Indonesia menghadapi masalah ekonomi yang sama. Kemiskinan terjadi di
mana-mana, jumlah pengangguran meningkat, tingkat kecerdasan masyarakat masih
rendah, dan distribusi pendapatan tidak merata.
Di
kota besar seperti Jakarta, keadaan seperti ini sudah menjadi pemandangan umum.
Banyak orang yang hidup kurang beruntung terpaksa hidup sebagai pemulung
sampah. Oleh karena pendapatan yang diperoleh sangat rendah, anaknya tidak
dapat disekolahkan sehingga tingkat kecerdasan anak tersebut tidak berkembang.
Hal ini juga menimbulkan kesenjangan ekonomi yang tajam antara orang yang
berpenghasilan tinggi dan orang yang berpenghasilan rendah.
Masalah
Ekonomi di Negara Berkembang : Kemiskinan
Kemiskinan
merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap negara memilik ukuran
batas kemiskinan yang berbeda dengan negara lain. Pemerintah Indonesia memberikan
perhatian serius dalam menanggulangi masalah kemiskinan yang dialami
masyarakat. Dari tahun ke tahun pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah dan
persentase penduduk miskin dengan berbagai cara, antara lain subsidi silang.
Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menetapkan harga BBM
untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin. Subsidi untuk bensin
sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinya dihilangkan sama sekali. Subsidi
untuk minyak tanah masih dipertahankan agar masyarakat berpenghasilan rendah
mampu membeli minyak tanah.
Masalah Ekonomi di Negara Berkembang : Keterbelakangan
Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan
masalah kualitas sumber daya manusia. Disamping itu, masalah keterlebakangan
sangat erat hubungannya dengan rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan
kesehatan, kurang terpeliharanya fasilatas-fasilitas umum, dan rendahnya
disiplin masyarakat.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,
pemerintahan Indonesia berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
misalnya dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persentase alokasi dana
untuk pendidikan pada anggaran APBN setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana
belajar, seperti gedung sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan
murid-murid yang memerlukan bantuan biaya sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar